Yasinan dan Tahlilan adalah salah satu tradisi umat Islam di Indonesia, khususnya umat Islam yang tergabung dalam organisasi Nahdatul Ulama atau lebih populer disebut NU. Pada dasarnya Tahlilan dan Yasinan ini merupakan dzikir yang lengkap.
Kalau ada yang menanyakan apakah isi dari Yasinan ini baik atau tidak, maka kandungan yasinan dan juga tahlilannya sangat bagus. Namun, meski begitu, sebagian orang beranggapan bahwa kedua kegiatan tersebut harus ditinggalkan, karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Jadi bagaimana sebenarnya pendapat Islam mengenai kedua jenis kegiatan tersebut?
Sekilas Tentang Yasinan dan Tahlilan
Setiap muslim yang masuk ke lingkungan organisasi NU pasti tidak asing lagi dengan istilah tahlilan atau yasinan. Kedua kegiatan ini sangat kental dengan kegiatan doa bersama untuk mendoakan orang yang sudah meninggal.
Kata tahlilan dan juga kata yasinan sebenarnya muncul karena doa yang diucapkan mengandung kalimat tahlil dan juga doa dari surat yasin. Hal inilah yang membuat masyarakat kita lebih mengenalnya sebagai tahilan dan yasinan.
Acara tahlilan dan yasinan ini tidak diadakan setiap saat. Biasanya orang melakukannya pada hari pertama dan hari ketujuh. Ini adalah kepercayaan yang menjadi tradisi di beberapa kalangan umat Islam di tanah air.
Hingga saat ini kegiatan tahlilan dan yasinan masih berlangsung, namun telah terjadi berbagai perubahan sejak tahlil pertama kali dilaksanakan. Setiap generasi berubah sedikit demi sedikit. Apa Hukum Yasinan dan Tahlilan?
A. Hukum Yasinan
Salah satu hukum yang membolehkan acara yasinan terdapat dalam us al hawi lil fatawi yang ditulis oleh Imam Jalaluidin Abdurrahman As-Suyuthi jiid halaman 2 halaman 178. Dalam kitab tersebut menjelaskan bagaimana Imam Ahmad bin Hanbal RA menjelaskan bahwa sebenarnya orang yang telah meninggal akan mendapatkan ujian dari Allah selama berada di kuburnya selama 7 hari.
Maka adalah baik bagi yang masih hidup mengadakan jamuan (sedekah) bagi yang meninggal pada hari itu.
B. Hukum Tahlil
Kata tahlil ini berasal dari kata hallala, yuhalilu yang artinya membaca kalimat la illaha ilallah. Hal ini dapat Anda lihat dalam lisan al-Arab karya Ibnu Mandzur al-Ifriqy juz VIII. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa arti tahlil adalah kalimat la illaha ilallah. Hal ini terlihat pada setiap kalimat yang digunakan dalam setiap bacaan tahlil. Dimana yang digunakan dalam membaca tahlil adalah kalimat tauhid, la illaha ilallah.
Biasanya pihak keluarga yang mengadakan acara ini akan membuat buku tahlil atau buku yasin untuk menjadi pegangan tamu yang datang ke acara. Anda bisa membuat buku tahlilan atau buku yasin ini di percetakan. Atau anda juga bisa membeli buku yasin yang sudah jadi. Tentunya ini bisa lebih cepat anda dapatkan.